Laporan Pengamatan adalah tulisan yang berisi hasil pengamatan terhadap sebuah tempat atau suatu pekerjaan. Isi laporan ialah hal-hal penting yang berkaitan langsung dengan tanggung jawab yang dibebankan kepada si pembuat laporan.
Laporan Kunjungan
Susunan laporan kunjungan hampir sama dengan laporan pengamatan. Laporan pengamatan berfokus pada hasil pengamatan suatu tempat , benda, atau proses. Laporan kunjungan melaporkan secara keseluruhan kegiatan kunjungan, mulai dari berangkat sampai kembali ke tempat asal.
Bagian-bagian laporan meliputi :
1. Judul laporan
2. Pendahuluan
- Latar belakang
- Tujuan
- Waktu dan tempat
3. Pembahasan Objek
4. Penutup
- kesimpulan
- saran
Berikut ini contoh laporang kunjungan.
Disusun
oleh : Ara Budiana (10.11.195)
PEMERINTAH
KABUPATEN SUMEDANG
DINAS
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI
1 SUMEDANG
Jalan. Mayor Abdurahman
No. 209 Tlp. (0261) 202056 fax: (0261)202056 E-mail:smkn1smd@gmail.com
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PENDAHULUAN
I. LATAR
BELAKANG
Ini adalah laporan kunjungan, yang mengenai tempat tempat
wisata di Bandung salah satunya adalah saung angklung Mang Udjo. Saung angklung
Mang Udjo adalah sebuah saung yang memperkenalkan alat musik khas Jawa Barat
yaitu angklung. Di saung angklung kita bisa belajar dan memperkenalkan angklung
kepada turis lokal dan turis asing. Banyak sekali turis-turis yang tertarik
dengan musik angklung ini karena menurut dia, angklung adalah alat musik yang
unik dan mengeluarkan suara yang merdu. Di saung angklung kita dihibur oleh
penampilang anak-anak Bandung yang memainkan angklung dengan indah dan gembira.
II. TUJUAN
Tujuan kami membuat laporan tentang Kota Bandung, tepatnya
objek wisata Saung Angklung Mang Udjo. Adalah untuk memperkenalkan Kota Bandung
dan tentunya objek wisatanya agar lebih dikenal oleh masyarakat luar. Sehingga
mereka tertarik datang ke Kota Bandung dan menikmati objek wisata dan alamnya
yang indah dan asri.
III. WAKTU DAN TEMPAT
Waktu : 19 Februari 2013
Tempat : Saung Angklung Mang Udjo, Kota Bandung
PEMBAHASAN
Saung Angklung Udjo (SAU) didirikan pada tahun 1966
oleh Udjo Ngalagena, berlokasi di Jl. Padasuka No. 118, Bandung. Mang Udjo,
demikian panggilan akrabnya, merupakan murid dan asisten Daeng Sutigna, sang
maestro angklung. Pak Daeng memberikan inspirasi pada Mang Udjo bahwa filosofi
angklung terdiri dari 5 M: Mudah, Mudah, Mendidik, Menarik, Massal. Selanjutnya
mang Udjo menambahkan M yang ke-6 yaitu Meriah, dan didasari filosofi 6 M
inilah mang Udjo mendirikan SAU dengan konsep Kaulinan Urang Lembur, sebagai
kombinasi yang sempurna antara pertunjukan yang atraktif dan sarana edukasi.
Saung Angklung Mang Udjo ini adalah
tempat pelestarian budaya musik angklung. Di sini kita diajak untuk belajar
bermain angklung. Bukan hanya angklung saja yang ada di sini tapi masih ada
alat musik yang terbuat dari bambu seperti calung, dan suling. Di saung
angklung kita juga bisa menonton pertunjukan musik yang tentunya semua alat
musik terbuat dari bambu khususnya angklung.
Banyak sekali turis asing yang
berkunjung ke sini. Turis ini merasa tertarik oleh budaya Indonesia yang unik
Indonesia memang terkenal oleh keragamaan suku dan budayanya. Banyak sekali
yang berkunjung ke sini turis lokal maupun asing. Tempatnya yang asri dan sejuk
juga menjadi andalan bagi saung angklung ini. Dari pertama masuk ke saung
angklung kita mendapatkan sebuah kalung yang berbentuk angklung berukuran
sangat kecil. Di sana terdapat banyak toko souvenir yang menjual berbagai macam
macam bentuk angklung yang di gunakan sebagai kegunaan lain seperti
pajangan, tempat pulpen, bros, kalung, gelang yang serba angklung.
Banyak sekali kelebihan dari Saung
Angklung Mang Udjo ini yaitu, tempatnya bagus dan sejuk, tempatnya ramai , banyak
orang yang mengunjungi nya turis lokal maupun mancanegara, tempat pelestarian musik
yang sempat di tinggalkan, menjadi tempat rekreasi sambil belajar .
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
Saung angklung adalah tempat
rekreasi yang menyenangkan dan juga kita bisa belajar sambil bermain angklung
di sana. Menjadikan anak Indonesia lebih cinta kepada budayanya yang unik. Di
sana kita juga bisa melihat pemandangan Kota Bandung yang sangat indah dan
asri. Banyak sekali orang yang yang tertarik untuk mengunjungi saung angklung.
Terdapat banyak sekali turis asing yang berkunjung dan tertari untuk
mempelajari seni musik angklung.
II.
SARAN:
Kita harus mencintai budaya
Indonesia sehingga budaya Indonesia tidak punah dan tidak kalah dengan
teknologi yang bermunculan. Kita harus melestarikan budaya contohnya dengan
mengunjungi saung angklung selain menambah wawasan kita juga dapat belajar
angklung untuk keterampilan.
0 comments:
Post a Comment